
Jakarta - Penanganan jalan berlubang di Provinsi DKI Jakarta merupakan prioritas utama dalam menjaga kualitas infrastruktur jalan dan keselamatan pengendara. Pemerintah DKI Jakarta, melalui Dinas Bina Marga melakukan beberapa langkah strategis untuk menangani masalah jalan berlubang.
Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas dan keselamatan jalan di Jakarta, pemantauan dan identifikasi kerusakan jalan secara teratur dilakukan untuk memastikan perbaikan yang tepat dan efektif, beberapa upaya tersebut diantaranya:
Pemeliharaan Rutin dan Berkala
Pemeliharaan jalan yang rutin dan berkala adalah dua jenis perawatan jalan yang berbeda, dengan pemeliharaan rutin dilakukan secara terus-menerus untuk menjaga kondisi jalan, sementara pemeliharaan berkala dilakukan pada waktu tertentu untuk meningkatkan kualitas jalan.
Laporan Masyarakat
Salah satu upaya dalam mewujudkan zero hole adalah dengan melakukan aksi cepat tanggap terhadap laporan-laporan yang masuk dari masyarakat, sebagai langkah awal penanganan sebelum dilakukannya perbaikan.
Penambalan Jalan Berlubang
Seperti arti dari zero hole yang merupakan kondisi jalan yang mulus tanpa lubang, kegiatan penambalan jalan dengan kondisi berlubang sangat diperlukan untuk menutup lubang-lubang yang ada di jalan sekaligus sebagai upaya untuk memastikan pengendara dan masyarakat yang melewati jalan tersebut dapat berkendara dengan aman dan nyaman.
Kecepatan Tindak Lanjut
Sebagaimana poin nomor 2, laporan-laporan yang masuk dari masyarakat agar dapat diupayakan untuk ditindak lanjuti secepat dan sebaik mungkin, sebagai salah satu upaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Menanggapi terkait zero hole sebagai upaya untuk menuju kondisi jalan mantap, Heru Suwondo selaku Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta mengatakan pentingnya menata fokus pada beberapa hal.
“Untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik, kita harus fokus pada beberapa hal yaitu penanganan jalan berlubang menuju zero hole, penataan saluran air dan trotoar, penataan jalur pedestrian yang sinkron dengan utilitas, penurunan kabel udara, penerangan jalan yang memadai, manajemen alat yang efektif, sinergi antar dinas yang kuat dan evaluasi sistem layanan untuk perbaikan berkelanjutan.” tutup Heru Suwondo.